Tips aplikasi Harvard Business School

Priscilla Anais
8 min readMar 22, 2020
Priscilla Anais di Harvard Business School

Sebagai alumni Harvard Business School ‘18, sering sekali aku dapat pertanyaan untuk tips persiapan aplikasi yang terbaik untuk masuk ke program S2 yang cukup kompetitif ini.

Kalau kamu lagi baca post ini, kemungkinan kamu lagi mempertimbangkan untuk daftar masuk ke Harvard Business School. Rasanya tidak lama lalu aku sendiri berada dan berjuang diposisi teman-teman dengan penuh harapan, mencari panduan dan perspektif dari alumni HBS.

Semoga post ini bisa bermanfaat dalam perjalanan teman-teman.

Di post ini aku coba rangkum berbagai pemikiran dan tips dalam 4 bagian:

  • Makna dibalik proses aplikasi HBS
  • Siapa yang cari oleh admissions committee HBS
  • Langkah-langkah untuk persiapan aplikasi terbaik
  • Personal tips terkait GMAT, essay dan interview

Makna dibalik proses aplikasi Harvard Business School

Proses aplikasi sekolah adalah suatu cara untuk para admissions committee untuk mengenal kita lebih baik dan mempertimbangan apakah kita akan menjadi anggota komunitas Harvard Business School yang sukses dan sesuai.

Dalam proses ini, para admissions committee secara aktif mencari bukti nyata karakter kita dan segala impian, pencapaian dan visi yang kita paparkan lewat essay, resume, prestasi akademis, surat rekomendasi dan interview.

Misalkan di essay kita kita memaparkan ambisi untuk menyediakan akses kesehatan dengan harga terjangkau di Indonesia; Admissions committee akan mencari bukti-bukti yang dapat menjawab apakah orang ini memiliki potensi baik dan komitment untuk merealisasikan ambisi tersebut. Apakah nilai IPK orang ini menunjukan seseorang yang gigih? Apakah orang ini bergerak dalam bidang kesehatan dan mengambil inisiatif-inisiatif yang memajukan ambisi orang ini?

Diluar itu, admissions committee juga mencari pembuktian karakter di rekam jejak kita — bukan hanya angan-angan semata.

Apakah orang ini seorang team player yang baik? Apakah orang ini menunjukan karakter kepemimpinan di usia muda? Apakah orang ini realistis dan strategis dalam mewujudkan tujuan hidupnya?

Bagaimana orang ini mengambil keputusan penting? Bagaimana orang ini menghadapi tantangan dan konflik dalam hidup? Bagaimana orang ini telah menggunakan waktu kita untuk membuat dampak positif?

Apa yang kita tonjolkan di resume dan essay karena ini sangatlah berpengaruh terhadap penilaian admissions committee.

Siapa yang cari oleh admissions committee HBS?

Misi Harvard Business School adalah: “to educate leaders who make a difference in the world.” Jadi admissions committee mencari kandidat-kandidat yang sudah menunjukan kepemimpinan, kedewasaan, serta kemauan untuk membawa dampak positif untuk masyarakat.

Karakter dan perilaku-perilaku yang dicari termasuk: Self-awareness, humility, intelligence, open-mindedness, grit, proactive, thoughtful, team player. Seseorang yang memiliki kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi yang baik. Seseorang yang dari muda giat berkontribusi terhadap lingkungan sekitarnya.

Nah, kalau gitu apa sih yang tidak dicari admissions committee? Karena kebanyakan pendaftar HBS mendaftar 2–4 tahun setelah mereka bekerja, mereka tidak ada expektasi untuk para pendaftar untuk menjadi CEO perusahaan di umur 24.

Kalau sudah menemukan perusahaan sukses ya syukur, tapi kalaupun belum, wajar-wajar saja. Yang penting kita menunjukan komitmen dan karakter kepemimpian di setiap hal kita lakukan baik di kantor atau kegiatan komunitas di luar.

Satu catatan penting: ada banyak faktor diluar aplikasi yang mempengaruhi kemungkinan seseorang untuk diterima di program MBA Harvard Business School (HBS). Faktor-faktor ini termasuk: kuota murid internasional, kuota untuk murid dengan latar belakang industri tertentu, penguasaan bahasa Inggris, pendidikan S1 seseorang. Jadi faktor luck itu ada banget.

Sebuah fakta yang pahit adalah ada banyak sekali teman-teman yang berprestasi tinggi dan berbakat tetapi kemungkinan diterima di HBS sangat kecil dikarenakan keterbatasan bahasa Inggris.

Ini dikarenakan teman-teman yang bahasa Inggrisnya terbatas tidak akan dapat berpartisipasi and berkontribusi dengan optimal di lingkungan HBS.

Tuntutan bahasa ini juga sangat tinggi berhubung HBS itu menggunakan case method untuk mengajar. Di mana para anggota murid belajar dari diskusi satu sama lain dan harus bisa saling bertukar pikiran dan mengasah pendapat.

Setiap hari di HBS itu murid ada 3–4 kelas. Setiap kelas, casenya kira-kira 20 halaman tambah lagi data yang harus dianalisa. Contoh lain, ujian tipikal HBS itu biasanya 4 jam. Dalam 4 jam, seorang murid sudah harus selesai baca kasus bisnis 20 halaman, menganalisa data yang ada, dan menulis essay 1,000–2,000 kata dengan rekomendasi bisnis kita.

Murid yang tidak nyaman dengan bahasa Inggris tentunya akan sangat kesulitan menikmati semua yang ditawarkan oleh Harvard Business School.

Karena inilah kalau sampai teman-teman tidak diterima di program MBA HBS, jangan berkecil hati atau menyalahkan diri sendiri. Ini adalah masalah fit/ kecocokan antara apa yang kita bawa sebagai individu dan kebutuhan admissions committee.

Langkah-langkah untuk persiapan aplikasi terbaik

  1. Riset yang mendalam dan memberikan percaya diri

You have to know the game you want to win. Kita harus kenal baik aplikasi seperti apa sih yang termasuk aplikasi yang baik dan kuat. Tugas kita adalah merangkum informasi sebaik-baiknya supaya para admissions committee bisa mengambil penilaian dan keputusan yang tepat.

Teman-teman harus lakukan riset untuk memahami setiap komponen dari proses aplikasi ini. Mulai dari program HBS sendiri, timeline, proses aplikasi, tips-tips yang baik, contoh-contoh kandidat sukses. Banyak sekali tips-tips yang kita bisa temukan online baik dari HBS atau alumni HBS.

2. Perencanaan jadwal dan keuangan

Susun jadwal jangka panjang untuk persiapan pendaftaran. Kita tarik mundur dari deadline aplikasi dan dari deadline tes GMAT. Pasang deadline untuk diri sendiri untuk melengkapi setiap komponen dari aplikasi.

Jika kamu masih S1, aku rekomendasi untuk mengambil GMAT sebelum mulai kerja. Karena persiapan tes GMAT itu cukup intens juga dan justru lebih sulit dilakukan ketika sudah mulai bekerja.

Pengalaman aku pribadi, aku sudah persiapan kira-kira 9 bulan sebelum deadline pendaftaran untuk GMAT, essay dan administrasi. Karena jadwal kerja aku cukup padat, aku menyisihkan 1 jam setiap pagi di hari kerja dan 5–6 jam di weekend selama 8 bulan. Waktu ini dipakai untuk belajar GMAT, menulis esai, mendapatkan masukan dari orang lain tentang esai aku dan juga persiapain administrasi. Dan setelah dapat undangan interview di bulan Februari, aku persiapan interview lagi kira-kira sebulan.

Jangan lupa juga antisipasi kebutuhan keuangan untuk S2. Aku nabung selama 2.5 tahun aku kerja sebelum MBA dan juga mencari berbagai dukungan beasiswa.

Untuk program HBS ini kita harus siap kurang lebih USD 200,000 untuk uang sekolah dan kebutuhan hidup dan tidak digaji selama 2 tahun. Aku beruntung banget dapat dukungan beasiswa dari LPDP dan juga dari kantor. Tanpa beasiswa, mungkin aku harus mikir lagi apakah akan menjalani S2 atau tidak.

3. Kenali diri sendiri

Untuk essay dan interview yang kuat, kita benar-benar harus mengenali diri kita sendiri dan visi kita untuk masa depan.

Apa yang memicu kita dalam hidup? Kenapa kita memilih gol tersebut? Apa karakter kita? Apa saja yang sudah kita pelajari si perjalan kita yang singkat ini dan apa yang masih harus kita pelajari dan asah?

Kenapa kita butuh untuk menjalani program MBA di HBS? Apakah program yang ditawarkan HBS sesuai dengan kebutuhan akademis kita untuk mewujudkan gol?

Program S2 di Harvard Business School akan mengambil waktu, komitment dan uang yang sangat banyak. Tidak cukup alasannya hanya karena: “Aku pengen beken.” atau “Aku pengen masuk Harvard untuk bikin orang tua bangga.” Karena HBS ini berdiri untuk memberikan dampak positif ke masyarakat, bukan untuk memuaskan kebutuhan ego kita masing-masing.

4. Usaha maksimal untuk setiap bagian dari aplikasi

Berhubung program ini sangat kompetitif, persiapannya pun harus maksimal teman-teman. Banyak sekali individu yang berbakat yang ditolak dari HBS. Jadi kalau kita mau jadi kandidat yang kompetitif, kita harus maksimalkan setiap bagian dari aplikasi kita.

Personal tips

  1. Mindset yang sehat dan positif

Selama masa persiapan aku yang cukup panjang dan demanding, aku berpegang sama beberapa pola pikiran yang ngebantu aku

  • Lakukan yang terbaik supaya ga nyesel nantinya atau bertanya “What If”
  • Jangan takut berusaha dan berkorban waktu untuk sementara. Ini bukan suatu hal yang mudah jadi wajar harus berkorban
  • Be true to myself and have an application that truly reflects who I am in the best of light
  • Kalau ga dapet, ya berarti memang belum berjodoh. Bukan berarti aku kurang berharga. Aku masih orang yang sama, dengan pencapaian dan potensi yang sama sama dengan orang yang aku tulis di aplikasi

2. Persiapan GMAT

  • Latihan secara analog yaitu mengikuti kondisi tes. GMAT bukan hanya tes pengetahuan tetapi juga tes endurance, concentration. Percuma kalau kita latihan dan kasih diri sendiri 5 menit untuk menyelesaikan 1 soal padahal di hari H, kita harus solve pertanyaan dalam 1.5 menit atau kurang. Biasain ga nulis disebelah soal, ga dengerin musik, nulis pake pensil — ini adalah kondisi-kondisi hari tes. Kalau latihan soal, at least 1 jam dan berturut-turut
  • Analisa kesalahan dan belajar dari kesalahan itu hampir lebih penting daripada latihan soal. Kalau kita cuma ngerjain soal terus-terusan tapi ga mengenal apa titik lemah kita, hasilnya ya akan sama-sama lagi. Aku catet setiap kesalahaan soal di Excel dan kategoriin kesalahan untuk tau titik lemahnya aku itu apa. Move on hanya ketika kita tau baik kenapa kesalahan itu terjadi dan ga bikin kesalahan yang sama lagi
  • Aku bagi masa persiapan aku jadi 2: Knowledge building dan drilling. Jadi aku lumayan rileks dan meresapi content selama 5 bulan. Baru deh aku drilling soal dalam blok-blok besar 2 bulan sebelum test. Jangan buang-buang soal Official GMAT ketika masih cuma knowledge building. Diperluin untuk latihan
  • Ikutin batasan waktu ketika latihan dan latihan time management. Selama latihan aku bikin jadwal per GMAT section. Misalkan menit ke 5 udah harus di soal no. berapa, menit ke 15 udah harus di soal no. berapa. Jadi belajar pacing myself.

3. Essay yang baik

  • Fokus menjelaskan 2–3 aspek yang penting dalam hidup kita. Aku ngerti manusia ini kompleks banget dan kehidupan kita ini ada banyak anglenya. Tapi kita hanya perlu menjelaskan aspek yang berkaitan dengan gol kita.
  • Jelaskan visi kita dan kenapa visi itu penting. Akan lebih baik kalau kita bisa ceritakan kegiatan apa yang kita lakukan atau pengalaman apa yang membawa kita ke visi itu
  • Jelaskan kenapa kita butuh MBA untuk mencapai gol itu
  • Tulis dengan bahasa yang mudah dimengerti. Biasanya kalo aku nulis aku pura-pura cerita ke temen, tulis flow bullet pointsnya dulu, baru aku kembangkan kalimat-kalimatnya
  • Review dan edit sampai kita mendapatkan cerita yang efektif. Jangan lupa minta input dari teman-teman kita yang memiliki penilaian baik terhadap penulisan kita. Aku sendiri udah nge-draft kira-kira 3 essay yang sangat berbeda. Final essayku itupun melewati sekurangnya 10 draft.

4. Interview skills

Kalau kamu bisa sampai ketahapan interview, selamat — ini pencapaian yang hebat. Statistiknya adalah 1 dari 2 orang yang mendapatkan interview akan diterima oleh HBS. Jadi persiapan interview ini ga kalah pentingnya dengan proses-proses lain

  • Kenali cerita kamu dengan baik. Persiapkan tanggapan untuk pertanyaan-pertanyaan seperti “Kenapa kamu memilih universitas kamu atau memilih bekerja di perusahaan kamu?” “Apa kelebihan kamu?” dan lainnya. Tetapi tulis catatan dalam bullet points aja supaya jawaban kita tidak kaku di hari H dan malah kelihatan palsu.
  • Latihan menjawab dengan pendek dan menggunakan inductive reasoning. Jawaban harus terstruktur, pendek dan mudah diikuti.
  • Jangan terjerumus dalam pembicaraan dan lupa menjawab pertanyaan yang ditanya. Jika admissions officernya tanya: “Apa yang kamu lakukan di waktu luang kamu sekarang?” Ya jawaban kita jangan bertele-tele: “Nenek aku lahirnya di Bandung, dia kerjanya X dan dia suka ajak aku dan Ibu ke kebun.” Cukup jawab: “Saya suka berkebun karena XXX.”
  • Latihan dengan teman-teman dan keluarga supaya di hari H kita nyaman membawakan cerita dan terlatih untuk berbicara dengan singkat dan efektif. Ada banyak pertanyaan untuk latihan yang tersedia online — gunakan ini untuk latihan. Di hari H, biasanya pertanyaan interview nya itu akan mendalami cerita kita.
  • Be your shining self! Percaya diri, senyum dan cerita layaknya kita bercerita dengan teman kantor.

Sekian dari aku teman-teman! Silahkan tinggalkan di sini untuk berbagi cerita kamu atau kalau ada pertanyaan lebih jauh.

--

--

Priscilla Anais

Associate VP of Product @ Tokopedia. I love stories, people and sharing